Kuasai Kekayaan Alam: Ini 8 Bos Tambang Emas RI yang Panen Keuntungan
Indonesia bukan hanya kaya akan budaya dan sumber daya alam, tetapi juga dikenal sebagai salah satu negara penghasil emas terbesar di dunia. Dari ujung Papua hingga Sumatera, perut bumi Nusantara menyimpan jutaan ton bijih emas yang menjadi incaran investor global. Namun di balik kilauan komoditas ini, ada segelintir sosok yang berhasil menguasai tambang-tambang strategis dan mendulang keuntungan fantastis.
Saat harga emas dunia terus melonjak di tengah ketidakpastian ekonomi global, para penguasa tambang emas di Indonesia pun “ketiban durian runtuh”. Siapa saja mereka? Inilah delapan nama besar yang berjaya di tengah gejolak pasar global.
1. Arsjad Rasjid – Pengusaha Energi & Ketua Kadin
Selain dikenal sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Arsjad Rasjid juga memiliki portofolio kuat di sektor tambang melalui PT Indika Energy Tbk. Lewat anak usaha dan kolaborasi strategis, Indika mengembangkan lini tambang emas dan mineral lainnya di berbagai wilayah Indonesia.
2. Garibaldi “Boy” Thohir – Raksasa Tambang dan Investor Strategis
Nama Boy Thohir tak bisa dipisahkan dari dunia pertambangan. Meski lebih dikenal lewat batu bara bersama Adaro Energy, ia juga memiliki kepemilikan dan keterlibatan dalam perusahaan tambang emas, termasuk melalui diversifikasi bisnis tambangnya. Reputasinya sebagai investor kawakan membuat setiap langkahnya selalu diperhitungkan.
3. Theodore Permadi Rachmat – Pendiri Triputra Group
Pendiri Triputra Group ini memiliki rekam jejak panjang dalam bisnis tambang. Lewat PT Mandala Resources dan afiliasi lainnya, TP Rachmat masuk ke sektor tambang emas sebagai bagian dari ekspansi natural sumber daya mineral.
4. Low Tuck Kwong – Si Raja Tambang yang Makin Melebar
Pemilik Bayan Resources ini memang dikenal sebagai raja batu bara, namun belakangan Low Tuck Kwong memperluas sayap ke sektor emas dan nikel. Dengan kekuatan finansial dan jaringan global, ia masuk ke proyek-proyek strategis yang menjanjikan keuntungan jangka panjang.
5. Martua Sitorus – Konglomerat Sumber Daya Alam
Mantan pendiri Wilmar Group ini juga bermain di sektor pertambangan. Martua Sitorus melalui sejumlah perusahaan investasi mengincar proyek emas dan tembaga di Indonesia Timur, dengan pendekatan silent ownership dan pengelolaan profesional.
6. Hary Tanoesoedibjo – Dari Media ke Tambang
Di luar dunia media dan politik, Hary Tanoe juga memiliki portofolio di sektor tambang emas. Lewat MNC Group, ia mengakuisisi sejumlah proyek tambang emas di Sulawesi dan Papua, menjadikannya bagian dari diversifikasi kerajaan bisnisnya.
7. Aburizal Bakrie – Nama Lama di Tambang, Kini Kembali
Meski sempat melemah, nama Aburizal Bakrie dan grupnya masih bertahan di sektor tambang. Dengan investasi ulang di proyek emas, khususnya lewat anak usaha yang bergerak di mineral, Bakrie Group kembali membidik pasar logam mulia.
8. Benny Tjokrosaputro (Alm) – Warisan Bisnis yang Masih Mengakar
Meski sudah tiada dan namanya sempat terseret kasus besar, bisnis Benny Tjokro di sektor pertambangan emas masih dijalankan oleh jaringan bisnis dan keluarganya. Aset-asetnya yang tersebar tetap menjadi pemain penting di daerah-daerah kaya emas seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Lonjakan Emas, Lonjakan Keuntungan
Dengan harga emas global menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, keuntungan dari sektor ini meningkat tajam. Perusahaan-perusahaan tambang emas mencatatkan kenaikan laba bersih hingga dua atau tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Saham-saham tambang emas pun melambung, menjadikan para pemiliknya semakin kaya raya.
Selain itu, proyek tambang emas kini tak lagi hanya menjadi ladang uang, tetapi juga bagian dari strategi geopolitik dan transisi energi. Emas menjadi komoditas yang stabil di tengah ketidakpastian global, dan Indonesia berada di pusat kekayaan itu.
Kilau Emas, Kilau Kekuasaan
Delapan nama di atas bukan hanya pemilik tambang, tetapi juga pengendali narasi ekonomi sumber daya di Indonesia. Di tengah sorotan global terhadap isu lingkungan dan eksploitasi sumber daya, mereka menjadi aktor kunci dalam menentukan arah masa depan industri tambang nasional.
Pertanyaannya kini: apakah kekayaan emas ini akan dinikmati seluruh rakyat, atau hanya jadi milik segelintir elite? Waktu dan kebijakan akan menjadi penentu.