Pangandaran Diguncang Gempa 5 Magnitudo: BMKG Ungkap Aktivitas Tektonik Penyebabnya
Warga Pangandaran dan sekitarnya dikejutkan oleh guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 yang terjadi pada Selasa dini hari. Meski tidak menimbulkan kerusakan besar maupun tsunami, kejadian ini menyisakan kekhawatiran publik, terutama karena lokasinya yang dekat dengan pesisir selatan Jawa—daerah yang dikenal aktif secara seismik.
Kronologi Gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 02.45 WIB. Episentrum berada di koordinat 8.05 LS dan 107.87 BT, atau sekitar 88 kilometer barat daya Pangandaran, dengan kedalaman 22 kilometer. Guncangan dirasakan cukup kuat di wilayah pesisir selatan, bahkan menjalar hingga ke sebagian wilayah Tasikmalaya dan Ciamis.
Beberapa warga dilaporkan sempat keluar rumah akibat panik, namun situasi segera kondusif setelah diketahui gempa tidak berpotensi tsunami.
Penjelasan Ilmiah dari BMKG
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, gempa tersebut tergolong sebagai gempa tektonik dangkal yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault, yang umum terjadi di zona subduksi selatan Jawa,” ungkap BMKG dalam rilis resminya.
Pergerakan lempeng ini merupakan proses alami dan berkesinambungan yang telah berlangsung jutaan tahun, namun tetap berpotensi menimbulkan gempa berkekuatan sedang hingga besar di masa mendatang.
Potensi dan Kewaspadaan
BMKG menegaskan bahwa gempa seperti ini wajar terjadi di wilayah seismik aktif seperti Pangandaran. Meskipun tidak menimbulkan tsunami kali ini, zona subduksi di selatan Jawa dikenal sebagai kawasan yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami di masa depan, sebagaimana telah terjadi pada peristiwa gempa-tsunami di Jawa Barat tahun 2006.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, namun juga waspada. BMKG menyarankan agar warga memperbarui informasi dari sumber resmi dan tidak mudah terpancing oleh isu atau hoaks yang kerap beredar pascagempa.
Edukasi Mitigasi Jadi Kunci
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa edukasi dan mitigasi bencana perlu terus diperkuat, terutama di wilayah rawan gempa seperti selatan Jawa. Simulasi evakuasi, pemetaan zona aman, dan pembangunan infrastruktur tahan gempa adalah bagian penting dari kesiapsiagaan.
Gempa magnitudo 5,0 yang mengguncang Pangandaran adalah pengingat bahwa Indonesia, yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, tidak pernah bisa benar-benar lepas dari ancaman gempa. Dengan pemahaman ilmiah dari BMKG dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi, diharapkan risiko korban jiwa dan kerusakan dapat diminimalkan bila gempa besar terjadi di kemudian hari.