Gunung Semeru Luncurkan Banjir Lahar: Warga Dilarang Dekati Sungai
Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitasnya dengan meluncurkan banjir lahar dingin pada Sabtu pagi, memicu kekhawatiran warga di sekitar aliran sungai yang berhulu dari gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun segera mengeluarkan imbauan tegas agar warga tidak mendekati area sungai dan bantaran sungai untuk sementara waktu.
Kronologi Banjir Lahar Semeru
Banjir lahar dingin terjadi setelah wilayah sekitar Semeru diguyur hujan deras selama beberapa jam. Air hujan yang mengguyur puncak dan lereng gunung membawa material vulkanik seperti pasir, kerikil, dan bebatuan turun ke sungai-sungai di sekitarnya, menyebabkan aliran deras dan keruh yang dikenal sebagai banjir lahar.
Aliran lahar tercatat terjadi di beberapa sungai besar seperti Sungai Besuk Kobokan dan Besuk Bang, yang menjadi jalur utama material vulkanik turun dari puncak Semeru.
Imbauan untuk Warga: Hindari Sungai
Kepala BPBD Kabupaten Lumajang menegaskan agar warga tidak melakukan aktivitas apa pun di sekitar sungai yang berhulu dari Gunung Semeru, termasuk mencari pasir, menyeberang, atau sekadar berada di tepi sungai untuk menghindari potensi bahaya.
“Banjir lahar bisa terjadi dengan cepat, membawa material padat dalam jumlah besar dengan arus yang sangat kuat, sehingga sangat berbahaya bagi siapa saja yang berada di sekitar sungai,” jelas pihak BPBD dalam keterangannya.
Potensi Bahaya Banjir Lahar Dingin
Banjir lahar dingin sering dianggap remeh karena tidak disertai erupsi eksplosif seperti letusan abu, namun justru sangat mematikan. Material yang terbawa lahar dapat menghancurkan jembatan, menutup jalan, dan merusak area pemukiman di sekitar aliran sungai.
Selain itu, volume material vulkanik yang masih banyak di puncak dan lereng Gunung Semeru membuat potensi banjir lahar masih tinggi selama musim hujan berlangsung.
Upaya Antisipasi dan Pemantauan
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan telah dikerahkan untuk memantau jalur-jalur sungai dan memberikan peringatan dini kepada warga jika terjadi peningkatan debit air secara tiba-tiba. Sirine peringatan juga telah dipasang di beberapa titik rawan untuk memberikan alarm jika terjadi banjir lahar mendadak.
Masyarakat diminta untuk selalu memantau informasi resmi dari BPBD dan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) serta tidak mudah percaya pada informasi tidak resmi yang dapat memicu kepanikan.
Banjir lahar dingin dari Gunung Semeru menjadi pengingat bahwa aktivitas vulkanik tidak hanya menimbulkan bahaya saat erupsi saja, tetapi juga saat hujan mengguyur lereng yang dipenuhi material vulkanik.
Warga di sekitar aliran sungai diminta tetap waspada dan mengutamakan keselamatan dengan tidak mendekati sungai hingga kondisi dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Dengan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama, potensi risiko korban jiwa dan kerugian akibat banjir lahar dingin dapat diminimalkan.